TEMPO.CO,
Jayapura – Insiden baku
tembak di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, memakan korban jiwa. Kali ini
aksi yang terjadi pada pukul 10.30 WIT, Senin, 4 November 2013, di depan
kantor Distrik Kota Lama, Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, itu
menewaskan seseorang yang diduga kuat salah satu anggota Tentara
Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) bernama Kiwo
Telenggen.
“Korban tewas ini diduga kuat anggota TPN-OPM dari
kelompok Yambi yang komandannya bernama Tengahmati Enumbe dan merupakan
anak buah pimpinan TPN-OPM Goliath Tabuni, yang bermarkas di wilayah
Tingginambut, Puncak Jaya. Kiwo tewas akibat baku tembak dengan anggota
Satgas Yonif 75,” kata juru bicara Polda Papua, AKBP Sulistyo Pudjo
Hartono, Senin, 4 November 2013.
Menurut Sulistyo, anggota
TPN-OPM yang tewas ini sebelumnya melakukan penembakan ke aparat TNI
dengan menggunakan pistol jenis FN 46--pistol milik Danramil Kota Mulia,
Puncak Jaya, atas nama Kapten Logo yang dirampas di wilayah Distrik
Mewoluk, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, 2012 lalu. “Ia tewas terkena
peluru di bagian dada kiri dan jenazahnya masih di Rumah Sakit Mulia,”
katanya.
Di wilayah Kabupaten Puncak Jaya, kata Sulistyo,
terdapat tiga kelompok bersenjata. Pertama, kelompok yang dipimpin
Goliath Tabuni. Kedua, kelompok pimpinan Puron Wenda dan kelompok
pimpinan Tengahmati Enumbe. “Rata-rata motif yang biasa terjadi di
daerah itu, mereka berusaha memperkuat persenjataannya dengan cara
merampas dan menembak anggota TNI-Polri atau aparat yang lengah,”
katanya.
Dari data yang
Tempo dapat, kronologi insiden
penembakan itu berawal sekitar pukul 10.00 WIT. Saat itu, beberapa
anggota TNI menuju ke kantor Bank Papua di Kampung Lama, Mulia, untuk
mengirim uang ke keluarganya. Sesampainya di kantor bank, mereka
tiba-tiba ditembak oleh orang yang belakangan dikenal sebagai Kiwo
Telenggen dari arah belakang. Tembakan yang dilepaskan dari jarak 20
meter itu luput. Para serdadu itu kemudian membalas tembakan dan
mengenai dada si penembak.