Puluhan anggota Polres Puncak Jaya memburu Kelompok Kekerasan
Bersenjata (KKB) yang muncul di Kampung Dondobaga, Kurilik dan Kampung
Muara Mulia. Polres Puncak Jaya memperoleh informasi dari warga setempat
dan langsung membentuk tim terdiri dari brimob dan TNI yang berjumlah
60 personel.
"Berdasarkan laporan tersebut dibentuk tim untuk menangkap KKB (Kelompok Kekerasan Bersenjata) di dua kampung tersebut. Tim dipimpin oleh Kapolres, Dandim beranggotakan anggota Puncak Jaya, Brimob dan TNI. Jumlah pasukan 60 orang dengan 8 mobil," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo, kepada wartawan, Sabtu (8/2).
Sulistyo mengatakan, saat perburuan, sempat terjadi kontak tembak selama 1 jam antara timnya dengan kelompok bersenjata tersebut. Namun, anggota kelompok bersenjata itu lari ke arah ketinggian dan menghilang.
"Saat sampai di ujung Kampung Dondobaga, KKB menempatkan diri di ketinggian dari arah pintu angin melakukan penembakan ke tim penegakan hukum tersebut pada pukul 11.30 WIT. Sempat terjadi tembak selama 1 jam dan tim TNI-Polri mengejar ke arah ketinggian untuk dapat menangkap KKB yang terus menembak ke bawah tetapi kelompok tersebut tidak didapatkan," ujar Sulistyo.
Tidak ada korban jiwa dari pihak TNI-Polri dalam baku tembak tersebut. Sementara korban dari pihak KKB belum diketahui.
Sulistyo menambahkan kelompok bersenjata itu kerap menganggu jalur transportasi udara di mana di daerah tersebut terdapat lapangan udara. Kelompok bersenjata itu kerap menembaki pesawat yang keluar atau masuk.
"Transportasi ini sangat vital untuk masyarakat. Jika penyedia moda udara tidak membantu masyarakat maka masyarakat akan sangat menderita. Karena saat ini saja harga bahan-bahan pokok sudah sangat tinggi dikarenakan gangguan dari KKB terhadap moda transportasi darat berupa pembunuhan terhadap para sopir," ungkap Sulistyo.
Bahkan, lanjut Sulistyo, Kelompok bersenjata ini pernah membunuh, memutilasi dan membakar hidup-hidup korbannya. Teror seperti ini, kata Sulistyo, yang menyebabkan para sopir enggan membawa kebutuhan sehari hari dari Wamena ke Mulia.
"Sehingga satu-satu nya moda transportasi yang dapat diandalkan saat ini adalah moda udara.
Itu yang saya sampaikan merupakan teror secara ekonomi kepada masyarakat di kota Mulia atau di desa desa di Puncak Jaya yang tidak gampang lagi mendapatkan kebutuhan pokok," ujarnya.
"Berdasarkan laporan tersebut dibentuk tim untuk menangkap KKB (Kelompok Kekerasan Bersenjata) di dua kampung tersebut. Tim dipimpin oleh Kapolres, Dandim beranggotakan anggota Puncak Jaya, Brimob dan TNI. Jumlah pasukan 60 orang dengan 8 mobil," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo, kepada wartawan, Sabtu (8/2).
Sulistyo mengatakan, saat perburuan, sempat terjadi kontak tembak selama 1 jam antara timnya dengan kelompok bersenjata tersebut. Namun, anggota kelompok bersenjata itu lari ke arah ketinggian dan menghilang.
"Saat sampai di ujung Kampung Dondobaga, KKB menempatkan diri di ketinggian dari arah pintu angin melakukan penembakan ke tim penegakan hukum tersebut pada pukul 11.30 WIT. Sempat terjadi tembak selama 1 jam dan tim TNI-Polri mengejar ke arah ketinggian untuk dapat menangkap KKB yang terus menembak ke bawah tetapi kelompok tersebut tidak didapatkan," ujar Sulistyo.
Tidak ada korban jiwa dari pihak TNI-Polri dalam baku tembak tersebut. Sementara korban dari pihak KKB belum diketahui.
Sulistyo menambahkan kelompok bersenjata itu kerap menganggu jalur transportasi udara di mana di daerah tersebut terdapat lapangan udara. Kelompok bersenjata itu kerap menembaki pesawat yang keluar atau masuk.
"Transportasi ini sangat vital untuk masyarakat. Jika penyedia moda udara tidak membantu masyarakat maka masyarakat akan sangat menderita. Karena saat ini saja harga bahan-bahan pokok sudah sangat tinggi dikarenakan gangguan dari KKB terhadap moda transportasi darat berupa pembunuhan terhadap para sopir," ungkap Sulistyo.
Bahkan, lanjut Sulistyo, Kelompok bersenjata ini pernah membunuh, memutilasi dan membakar hidup-hidup korbannya. Teror seperti ini, kata Sulistyo, yang menyebabkan para sopir enggan membawa kebutuhan sehari hari dari Wamena ke Mulia.
"Sehingga satu-satu nya moda transportasi yang dapat diandalkan saat ini adalah moda udara.
Itu yang saya sampaikan merupakan teror secara ekonomi kepada masyarakat di kota Mulia atau di desa desa di Puncak Jaya yang tidak gampang lagi mendapatkan kebutuhan pokok," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar