FREEDOOM WEST PAPUA ,  welcome to SPB NEWS  |  sign in  |  registered now  |  need help ?
Welceme to radar papua gunung post.Media meneruskan info-info tentang opm-tpn dan juga tentang birokrasi pemerintaan di seluru plosok tana papua

MSG Datang, 30-an Aktivis di Papua Ditangkap

Written By Unknown on Kamis, 30 Januari 2014 | 09.05

Polisi Jayapura dan para aktivis Papua yang berunjuk rasa saat kedatangan Melanesian Spearhead Group (MSG). Foto: Khatarina Lita
 
 
KBR68H, Jayapura - Sebanyak 30-an aktivis Papua Merdeka ditangkap Kepolisian Jayapura saat berunjuk rasa meminta organisasi antarnegara-negara Melanesia  yakni Melanesian Spearhead Group (MSG) untuk mendukung Papua dalam keanggotaan negara-negara Asia Pasific. Demo mereka gelar di Kantor DPR Papua.

Menurut Kapolresta Jayapura, Alfred Papare, koordinator aksi unjuk rasa, Markus Haluk dan 30-an aktivis digiring ke Polresta Jayapura dengan alasan tidak memiliki izin dalam aksinya. “Kami hanya memintai keterangan mereka. Tidak ada penangkapan, pemukulan maupun intimidasi saat dilakukan pengamanan unjuk rasa,” jelas Alfred Papare kepada wartawan di Jayapura, Senin (13/1).

Hingga berita ini diturunkan Markus Haluk dan dua rekannya masih dimintai keterangan oleh penyidik. Sementara 30-an aktivis lainnya berada di halaman polres setempat.

“Jika mengacu pada UU no 9/1998 tentang menyampaikan pendapat di muka umum, aksi ini telah menyalahi aturan dan dapat dibubarkan. Namun, kami tidak membubarkan mereka, hanya saja saat itu saya menawarkan kepada massa, apakah mau stop dan Markus Haluk kami amankan karena dia sebagai penanggung jawab dalam aksi tersebut,” ujar Alfred.

Sementara, Juru bicara Polda Papua, Pudjo Sulistyo menambahkan, tidak ada dugaan pelanggaran HAM dan intimidasi yang dilakukan dalam pengamanan aksi unjuk rasa di Kantor DPR Papua hari ini. Soal penangkapan para aktivis, ia menyatakan, sudah sesuai prosedur.

“Seharusnya 3 hari sebelum aksi berlangsung, massa ini sudah mengajukan pemberitahuan dan izin kepada kepolisian, tidak tiba-tiba muncul dan melakukan aksi di gedung itu. Dalam pengamanan sejumlah aktivis, juga tidak dilakukan pemukulan dan intimidasi lainnya.  Namun jika ada massa yang menolak diamankan, ya tetap kita sesuai dengan protap yang ada,” jelasnya di Jayapura, senin (13/1).

Salah satu aktivis yang diamankan, Elias mengaku tidak menerima Markus Haluk dan dua rekan lainnya ditangkap terlebih dahulu di DPR Papua. Sebab, unjuk rasa yang dilakukan tidak melakukan aksi kekerasan dan berlangsung tertib.

“Massa sengaja menggelar aksinya di kantor tersebut, karena kantor DPR kan  sebagai kantor rakyat. Ini dimaksudkan agar para anggota dewan dapat memfasilitasi massa dengan kedatangan tamu MSG. Namun belum juga masuk ke halaman  kantor itu, aparat kepolisian langsung menghadang kami dan sempat terjadi perlawanan. Kamera handcam dan kamera foto kami diambil dan gambarnya dihapus oleh polisi,” jelasnya.

Beberapa barang bukti yang diamankan di Polresta Jayapura antara lain spanduk bertuliskan “West Papua People Support WPNCL for MSG Membership” yang di bagian kirinya terdapat gambar bendera Bintang Kejora. Spanduk lain bertuliskan soal dukungan penuh bangsa Papua sebagai anggota MSG untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan dan kedaulatan.

Pertemuan Gubernur dan MSG


Gubernur Papua, Lukas Enemebe usai melakukan pertemuan tertutup selama lebih dari dua jam dengan para delegasi MSG menyebutkan, masyarakat  Papua diminta untuk tidak mengingat masa lalu yang ada dugaan pelanggaran HAM. Sebab saat ini dapat ditata kembali bersama-sama dengan pemerintah setempat.

“Saya mengerti bahwa selama Orde Baru banyak terjadi pelanggaran HAM dan sejarah sudah mencatat. Namun, reformasi telah bergulir dan Indonseia sudah lebih terbuka dengan melahirkan UU 21/2001 bagi Papua. Kami lebih mendorong pembangunan di Papua, dengan segala potensi yang ada, untuk untuk kemajuan rakyat Papua,” jelasnya.

Kunjungan MSG, kata Lukas, atas permintaan masyarakat Papua yang berada disana. “Ini kunjungan untuk pertama kalinya dan kami pasti akan melakukan kunjungan balasan kepada mereka. Ke depan kami akan mengadakan pertemuan lebih terbuka, sehingga semua orang dapat melihat perubahan yang ada. Hubungan yang akan dibangun akan lebih kepada hubungan budaya, ekonomi dan saling melakukan kunjungan,” katanya.

Sementara, Menteri Luar Negeri Papua Nugini, Hon Rimbink Pato dalam keterangannya kepada wartawan mengaku selama diskusi dengan Muspida Papua menilai ada beberapa kesamaan, khususnya dari sisi  budaya. “Salah satu yang dibahas adalah kesepakatan pembangunan ekonomi, regulasi Papua, serta di bidang perdagangan joint venture. Pemberlakukan Otsus di Papua juga sangat menarik,” jelasnya.

Ia juga menyebutkan bahwa dua negara lainnya yakni Vanuatu dan New Kaledonia memutuskan mengundurkan diri berkunjung ke Papua disaat keberangkatan. Ia juga tidak mengetahui alasannya secara rinci.

Rombongan MSG yang berkunjung ke Papua hari ini (13/1) terdiri dari tiga menteri luar negeri, masing-masing Menteri Luar Negeri Fiji Ratu Inoke Kubuabola,  Menlu Papua Nugini Rimbink Pato dan Menlu  Salomon Soalaoi Clay Forau. Kunjungannya ke Papua hari ini adalah bertemu degan Muspida Papua, melakukan kunjungan ke SMK 1 Jayapura dan Bank Papua. Rombongan ini langsung kembali Jakarta. “Rombongan ini sengaja menggunakan helikopter dari Kodam Cenderwasih ke Bandara Sentani untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan,” ujar salah satu sumber yang namanya enggan disebutkan.  

Sementara menyambut kedatangan rombongan MSG, Kampus Universitas Cenderawasih di Abepura ditutup oleh sejumlah mahasiswa yang menamakan diri Gempar. Sejumlah mahasiswa ini meminta agar delegasi MSG bertemu dengan masyarakat Papua, tapol/napol dan korban pelanggaran HAM.
09.05 | 0 komentar

Jayapura 07/01 (Jubi) – Seorang warga sipil bernama M. Halil yang berprofesi sebagai tukang ojek, Selasa (07/01) pagi tadi tewas tertembak

Ilustrasi Penembakan Papua
Jayapura 07/01 (Jubi) – Seorang warga sipil bernama M. Halil yang berprofesi sebagai tukang ojek, Selasa (07/01) pagi tadi tewas tertembak oleh Kelompok  Bersenjata di Kampung Wuyuneri, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya.
Dari data yang di himpun media ini, pagi tadi sekitar pukul 08:00 waktu papua M. Halil meninggal dunia akibat luka tembak pada bagian mata sebelah kanan. Penembakan terhadap seorang warga sipil tersebut terjadi di Kampung Wuyuneri, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya.
Saat di tembak, korban yang mengenakan rompi ojek dengan nomor 152 sedang mengendarai sepeda motor Jupiter Z bernomor polisi DS 2283 PJ.
Kabid Humas Polda Papua, AKBP. Sulistyo Pudjo Hartono kepada wartawan menuturkan pihaknya telah mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Umum Daerah Mulia, Kabupaten Puncak Jaya.
“Saat polisi menerima laporan, anggota Polres Puncak Jaya mendatangi TKP dipimpin langsung Kapolres Puncak Jaya dan pelaku diduga dari Kelompok Kriminal Bersenjata,” kata Pudjo, Selasa (07/01).
Sementara itu, Kapolres Puncak Jaya, AKBP. Marselis Sarimin saat di konfirmasi membenarkan penembakan tersebut dan meminta untuk menanyakan langsung ke Kabid Humas Polda Papua. “Tanya ke Kabid Humas saja, kita lagi sibuk jadi,” kata Marselis, Selasa (07/01). (Jubi/Indrayadi TH)
08.57 | 0 komentar

Sejumlah warga saat mengevakuasi salah satu warga yang sempat tertimbun longsor di Distrik Lolat (Ist)


Wamena, 6/1 (Jubi) – Bencana tanah longsor terjadi di tujuh kampung di Distrik Lolat, Kabupaten Yahukimo, Kamis (2/1) lalu sekitar pukul 17.00 Wit sehingga menyebabkan kebun dan ternak warga di distrik tersebut tertimpa longsor.
Ketua tim penanggulangan bencana longsor Distrik Lolat, Yafet Bahabol ketika dikonfirmasi wartawan di posko penanggulangan longsor Lilat di Wamena, Senin (6/1) menjelaskan, longsor terjadi setelah pada saat itu hujan lebat turun di wilayah tersebut, pasalnya tujuh kampung yang tertimpa longsor berada distruktur tanah yang labil dan berada di kemiringan.
Dijelaskan pula, hingga saat ini tim penanggulangan bencana longsor belum mengetahui pasti berapa hektar kebun warga yang terkenda dampak longsor, dan hingga kini tim hanya berkomunikasi melalui SSB untuk mendapatkan rincian kerugian dan meminta bantuan untuk warga.
“Yang pasti kebun warga yang siap panen dan yang baru ditanam semua tertimbun longsor, sementara beberapa ternak milik warga sekitar juga terkena dampak,” ucap Yafet Bahabol.
Bukan hanya ternak dan kebun yang terkena longsor, lanjutnya, tetapi salah satu warga bernama Nik Suhun sempat tertimbun longsor ketika memberi makan ternaknya saat kejadian longsor.
Pria berumur sekitar 50-an tahun itu terkena batu bongkahan batu yang jatuh di bagian kepala dan kakinya. Untungnya, warga setempat dengan sigap membantu korban keluar dari tumpukan tanah dan batu.
“Ketika kami temukan, korban langsung dibawa ke RSUD Wamena dengan menggunakan Helikopter milik Helivida,” jelas Yafet yang juga Staf Yasumat itu.
Akibat kejadian itu, Yafet mengkhawatirkan pasca longsor warga di Distrik Lolat tidak bisa lagi mendapatkan makanan karena seluruh kebun mereka sudah tertimbun tanah. Oleh karena itu, warga Yahukimo yang berada di Wamena mulai menggalang dana pada Senin (6/1) di lima titik untuk meringankan beban warga.
“Kami melakukan aksi penggalangan dana untuk meringankan beban warga yang terkena longsor, bentuk bantuan apakah itu dana, bahan makanan kami,” terang Yafet.
Ditambahkan, dari informasi yang didapat dari pihak pemerintah Kabupaten Yahukimo sendiri sudah langsung turun dan mendata warga yang terkena dampak longsor.
“Kami berharap pemerintah Kabupaten Yahukimo bisa membantu mendroping Bama untuk kebutuhan warga di sana,” tandasnya. (Jubi/Islami)
08.50 | 0 komentar

MSG Gagal Memantau West Papua

Written By Unknown on Kamis, 16 Januari 2014 | 08.33

08.33 | 0 komentar

Dalam Rangka Ibadah Lepas Sambut Tahun Lama ke Tahun Baru, DIRESMIKAN Kantor PRD dan KNPB Wilayah Timika

08.31 | 0 komentar

Papua Barat, Keterlibatan Australia dan Perjuangan Untuk Kemerdekaan

08.31 | 0 komentar

Danny Kogoya Diduga Mati Karena Diracuni Indonesia

08.31 | 0 komentar

KNPB Mengenang Pembunuhan Kelly, Hubert dan Danny

08.30 | 0 komentar

LAPORAN RESMI KNPB PUSAT KRONOLOGIS DEMO DAMAI PADA 26 NOPEMBER 2013

08.30 | 0 komentar

MSG Jangan Hianati West Papua- Melanesia

08.29 | 0 komentar

Timika Aksi di Tempat menyikapi kedatangan Tim MSG

08.28 | 0 komentar

MSG Gagal Memantau West Papua

08.27 | 0 komentar

19 Wanita Fakfak Ditelanjangi Oleh Dua Polwan - SBP-News @VBaptistPapua

05.35 | 0 komentar

YANDU WONET: Baptist-Muslim Commission seeks to engage contempo...

YANDU WONET: Baptist-Muslim Commission seeks to engage contempo...: Kuala Lumpur (BWA)-- The Executive Committee of the Baptist World Alliance (BWA) accepted a proposal that the special commission on Bap...
05.29 | 0 komentar

Tukang ojek di Papua tewas ditembak



Merdeka.com - Penembakan oleh orang tak dikenal kembali terjadi di Papua. Kali ini seorang tukang ojek M Halil tewas setelah timah panas bersarang di matanya.

"Korban luka tembak pada bagian mata sebelah kanan," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Pudjo, Selasa (7/1).

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.00 Wit, di Kampung Wuyuneri, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. Sehari-hari Halil biasa narik dengan Jupiter Z DS 2283 PJ.

Setelah kejadian, kata Pudjo, polisi dengan dipimpin kapolres Papua langsung mendatangi lokasi kejadian. Korban juga sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Mulia Puja.

"Pelaku kelompok kriminal bersenjata," katanya.
Baca juga:
Pesawat Susi Air ditembak di pegunungan Mulia Papua
Kejar perampas senjata, Polda Papua kerahkan 1 peleton Brimob
Diserang kelompok bersenjata, pos Brimob hanya dijaga dua orang
Serang pos Brimob Puncak Jaya, kelompok sipil rampas 8 senpi
Kelompok bersenjata Papua serang pos Brimob di Puncak Jaya
02.50 | 0 komentar

Anggota OPM Tewas Tertembak di Puncak Jaya

Written By Unknown on Selasa, 14 Januari 2014 | 12.48

TEMPO.CO, Jayapura – Insiden baku tembak di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, memakan korban jiwa. Kali ini aksi yang terjadi pada pukul 10.30 WIT, Senin, 4 November 2013, di depan kantor Distrik Kota Lama, Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, itu menewaskan seseorang yang diduga kuat salah satu anggota Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) bernama Kiwo Telenggen.

“Korban tewas ini diduga kuat anggota TPN-OPM dari kelompok Yambi yang komandannya bernama Tengahmati Enumbe dan merupakan anak buah pimpinan TPN-OPM Goliath Tabuni, yang bermarkas di wilayah Tingginambut, Puncak Jaya. Kiwo tewas akibat baku tembak dengan anggota Satgas Yonif 75,” kata juru bicara Polda Papua, AKBP Sulistyo Pudjo Hartono, Senin, 4 November 2013.

Menurut Sulistyo, anggota TPN-OPM yang tewas ini sebelumnya melakukan penembakan ke aparat TNI dengan menggunakan pistol jenis FN 46--pistol milik Danramil Kota Mulia, Puncak Jaya, atas nama Kapten Logo yang dirampas di wilayah Distrik Mewoluk, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, 2012 lalu. “Ia tewas terkena peluru di bagian dada kiri dan jenazahnya masih di Rumah Sakit Mulia,” katanya.

Di wilayah Kabupaten Puncak Jaya, kata Sulistyo, terdapat tiga kelompok bersenjata. Pertama, kelompok yang dipimpin Goliath Tabuni. Kedua, kelompok pimpinan Puron Wenda dan kelompok pimpinan Tengahmati Enumbe. “Rata-rata motif yang biasa terjadi di daerah itu, mereka berusaha memperkuat persenjataannya dengan cara merampas dan menembak anggota TNI-Polri atau aparat yang lengah,” katanya.

Dari data yang Tempo dapat, kronologi insiden penembakan itu berawal sekitar pukul 10.00 WIT. Saat itu, beberapa anggota TNI menuju ke kantor Bank Papua di Kampung Lama, Mulia, untuk mengirim uang ke keluarganya. Sesampainya di kantor bank, mereka tiba-tiba ditembak oleh orang yang belakangan dikenal sebagai Kiwo Telenggen dari arah belakang. Tembakan yang dilepaskan dari jarak 20 meter itu luput. Para serdadu itu kemudian membalas tembakan dan mengenai dada si penembak.
12.48 | 0 komentar

Kabupaten Lanny Jaya


Kabupaten Lanny Jaya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Kabupaten Lanny Jaya

Lambang Kabupaten Lanny Jaya
Moto: -

-
Peta lokasi Kabupaten Lanny Jaya
Koordinat: -
Provinsi Papua
Dasar hukum UU Nomor 5 Tahun 2008
Tanggal 4 Januari 2008
Ibu kota Tiom
Pemerintahan
 - Bupati Befa Yigibalom SE,M.Si
 - Wakil Bupati Berthus Kogoya SH
 - DAU Rp. 517.505.342.000.-(2013)[1]
Luas 2.248 km2
Populasi
 - Total 89.332 jiwa
 - Kepadatan 39,74 jiwa/km2
Demografi
 - Kode area telepon -
Pembagian administratif
 - Kecamatan 10
 - Kelurahan -
Kabupaten Lanny Jaya adalah sebuah kabupaten di Provinsi Papua, Indonesia.
Kabupaten ini dibentuk pada tanggal 4 Januari 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008, bersama-sama dengan pembentukan 5 kabupaten lainnya di Papua. Peresmiannya dilakukan oleh Mendagri Mardiyanto pada tanggal 21 Juni 2008.[2]

Batas Wilayah

Utara Kanggime, Karubaga dan Goyage serta Kelila
Selatan Mbuwa, Yigi, Mugi, Mapenduma dan Geselma
Barat Ilaga, Illu
Timur Asologaima

Pemekaran Daerah

Kabupaten Puncak Trikora

Kabupaten ini akan dimekarkan dari Kabupaten Lanny Jaya dan Kabupaten Nduga. Distrik yang mungkin bergabung ke dalam kabupaten ini meliputi :

Dari Kabupaten Lanny Jaya

  1. Kuyawage
  2. Melagineri
  3. Balingga

Dari Kabupaten Nduga

  1. Wosak
  2. Mbuwa

Kabupaten Baliem Center

Kabupaten ini akan dimekarkan dari Kabupaten Tolikara dan Kabupaten Lanny Jaya. Distrik yang mungkin bergabung ke dalam kabupaten ini meliputi :

Dari Kabupaten Tolikara

  1. Yuneri
  2. Tagineri
  3. Tagime
  4. Yaleka
  5. Danime
  6. Poganeri

Dari Kabupaten Lanny Jaya

  1. Makki
  2. Poga
  3. Dimba
  4. Gamelia
09.10 | 0 komentar

AMP Jakarta Tuntut Referendum Papua barat

Written By Unknown on Jumat, 10 Januari 2014 | 01.04

Written By Voice Of Baptist Papua on July 30, 2013 | 10:19 PM

HolandiaNews,-- Empat puluh thaun lalu di Irian Barat dilakukan sebuah perisitwa penting yaitu Penentuan Pendapat Rakyat(Pepera) atau referendum pernah terjadi dalam sejarah perjalanan panjang bagi orang Papua. Pasalnya ketika itu, pemerintah Indonesia dan pemerintah kerajaan Belanda berkonflik demi merebut tanah orang Papua hingga berujung pada penentuan nasib sendiri. 
Pelaksanaan Pepera ini harus dilaksanakan karena kedua negara yang bersengketa harus mematuhi dan memenuhi Perjanjian New York 1962. Perjanjian ini pula yang menyatakan kalau warga Irian Barat berhak melaksanakan referendum sebagai hak untuk menentukan nasib sendiri.

Pada 14 Juli sampai dengan 2 Agustus 1969 di seluruh wilayah Irian Barat atau West Irian telah dilaksanakan oleh sebanyak 1026 anggota Dewan Musyawarah Pepera (DMP) mewakili 815.904 penduduk Papua. Mereka yang menjadi anggota DMP menurut perincian terdiri dari, unsur tradisional(Kepala Suku/Adat) sebanyak 400 orang, unsur daerah sebanyak 360 orang dan unsur Orpol/Ormas/golongan sebanyak 266 orang.

Anggota DMP hanya memilih tetap di dalam RI atau Tidak artinya melepaskan hubungan dengan RI. Pelaksanaan Pepera berawal di Kabupaten Merauke pada 14 Juli dan berakhir di Jayapura 2 Agustus 1969.

Menurut buku terbitan Pemerintah Daerah Propinsi Irian Barat, 1972 berjudul Penentuan Pendapat Rakyat(Pepera) 1969 menegaskan secara aklamasi wakil-wakil DMP menjatuhkan pilihannya Irian Barat tetap berada di dalam lingkungan Negara kesatuan Republik Indonesia yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke.

Aliansi Mahasiswa Papua(AMP) di Pulau Jawa dalam memperingati 44 tahun Pepera di Tanah Papua belum lama ini menyebutkan kalau pelaksanaan Pepera di Tanah Papua pada 1969 adalah cacat hukum dan di bawah tekanan militer Indonesia. Peristiwa Pepera ini sampai sekarang masih menjadi sebuah perenungan panjang yang tak pernah berhenti.


Dolf Faidiban salah seorang pamongpraja Papua dalam buku berjudul, Bhakti Pamongpraja Papua menyebutkan dalam keadaan politik yang tak menentu muncullah orang Papua yang menamakan diri pejuang Papua gaya pejuang Indonesia Raya. Bahkan mereka bertindak sebagai informan untuk tentara Indonesia. Mereka dicatat dan dianggap sebagai pejuang, kemudian dipilih oleh orang Indonesia untuk duduk dalam Dewan Musyawarah Pepera dan ikut dalam Pepera pada 1969.

Jadi bagi Faidiban yang mewakili orang Papua bukan orang-orang baik.Mungkin ada satu atau dua orang yang baik tetapi sebagian besar dari orang-orang itu tadinya menjadi informan. Dia juga berpendapat kalau peran militer dalam pemerintahan sipil semakin intensif, terutama dalam persiapan pelaksanaan New York Agreement.

Contoh konkrit menurut Faidiban adalah surat rahasia Komandan Resort Militer 17 Merauke, Kolonel Blego Sumarto. Nomor surat R-24/1969 perihal pengamanan Pepera, tanggal 8 Mei 1969, yang ditujukan kepada Bupati Merauke selaku anggota Muspida. Isi surat tersebut antara lain menyebutkan pada massa polling diperlukan adanya penggantian anggota Dewan Musyawarah Pepera(DMP), penggantian harus dilakukan jauh sebelum musyawarah Pepera. Faidiban berpendapat kalau kesimpulan dari isi surat rahasia Kolonel Blego Sumarto adalah Pepera secara mutlak harus dimenangkan baik secara wajar atau tidak wajar.

Dalam buku Prof Dr PJ Drooglever yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berjudul Tindakan Pilihan Bebas, Orang Papua dan Penentuan Nasib Sendiri, menulis Pangdam XVII Cenderawasih, Brig Jend Sarwo Edi Wibowo mengatakan saat menjelang Pepera pihaknya telah memiliki lebih dari enam ribu pasukan. Dalam bulan-bulan pertama pada 1969 kata Mendagri Amir Mahmud akan ditingkatkan menjadi sepuluh ribu orang pasukan. Sedangkan kekuatan pada pelaksanaan Pepera pada Juli-Agustus akan ditambah menjadi enam belas ribu orang pasukan.

Lepas dari pro dan kontra tentang pelaksanaan Pepera di Tanah Papua yang dianggap cacat hukum dan pengaruh tekanan militer. Faktanya pelaksanaan Pepera 1969 sudah diterima oleh dunia Internasional. Walau demikian ada baiknya perenungan pelaksanaan Pepera 1969 ini bisa menjadi semacam pelajaran berharga yang tak boleh dilupakan oleh generasi muda Papua. (Jubi/Dominggus A Mampioper)
01.04 | 0 komentar

Kisah Selingkuh Istri TKI - Ragam

Written By Unknown on Jumat, 03 Januari 2014 | 15.56

15.56 | 0 komentar

Label 3

Entri Populer

Blog Archive